Aposisi adalah keterangan tambahan yang memiliki hubungan struktural dengan unsur kalimat yang diterangkannya. Sebaliknya, suplementasi adalah unsur yang ditambahkan oleh penulis atau pembicara untuk memberikan keterangan tambahan terhadap pokok yang dibicarakan. Secara struktural suplementasi berada di luar kalimat inti, tetapi secara semantis ia berkaitan dengan salah satu bagiannya.
Kalimat dasar dapat diperluas dengan cara memberikan keterangan tambahan atas salah satu unsurnya (biasanya berupa nomina atau frasa nominal). Keterangan tambahan ini adalah keterangan yang disisipkan ke dalam kalimat. Jadi, ia bukan bagian esensial kalimat. Keterangan tambahan dipisahkan dengan tanda koma untuk mengisyaratkan bahwa ia tidak mewatasi makna konstituen yang mendahuluinya.
Berdasarkan hubungan struktural antara keterangan tersebut dan unsur kalimat yang diterangkannya, terdapat dua keterangan tambahan, yaitu (1) aposisi dan (2) suplementasi.
Aposisi
Aposisi adalah keterangan tambahan yang memiliki hubungan struktural dengan unsur kalimat yang diterangkannya. Kedua unsur kalimat tersebut (unsur yang diterangkan dan yang menerangkan) adalah sederajat dan mempunyai acuan yang sama. Pada umumnya, aposisi berupa frasa nominal (kelompok kata benda).
- Pramoedya Ananta Toer, penulis tetralogi Bumi Manusia, meninggal pada 2006 di Jakarta.
Susunan Pramoedya Ananta Toer dan penulis tetralogi Bumi Manusia masing-masing merupakan aposisi. Salah satu dari kedua bentuk itu dapat dilesapkan tanpa mengakibatkan perubahan makna dasar kalimat. Bandingkan dengan susunan kalimat berikut.
- Pramoedya Ananta Toer meninggal pada 2006 di Jakarta.
- Penulis tetralogi Bumi Manusia meninggal pada 2006 di Jakarta.
Berikut beberapa contoh lainnya.
- Ir. Soekarno, Presiden Indonesia pertama, adalah tokoh pendiri Gerakan Nonblok.
- Alan, juara bulu tangkis putra Olimpiade Barcelona, menerima hadiah uang.
- Murid-murid itu menyanyikan “Indonesia Raya”, lagu kebangsaan kita.
- Ketua Panitia Pemilu, Menteri Dalam Negeri, akan mengumumkan nama-nama calon anggota MPR dalam waktu dekat.
Aposisi Penuh dan Aposisi Sebagian
Aposisi penuh adalah keterangan tambahan yang bisa saling menggantikan dengan unsur yang diterangkannya. Kedua unsur itu bisa dibuang salah satunya—yang mana saja—dan makna kalimat tak berubah. Aposisi penuh adalah aposisi yang diuraikan di atas.
Aposisi sebagian adalah keterangan tambahan yang tidak bisa saling menggantikan dengan unsur yang diterangkannya. Hanya unsur yang diterangkan yang bisa dipertahankan. Perhatikan contoh berikut.
- Alasannya, bahwa anaknya sakit keras, tidak masuk akal.
Pada kalimat di atas bentuk alasannya dan bahwa anaknya sakit keras membentuk konstruksi aposisi, tetapi hanya konstituen alasannya yang dapat menggantikan konstruksi aposisi itu. Jika ia dibuang, makna kalimat akan berubah.
- Alasannya tidak masuk akal.
- Bahwa anaknya sakit keras tidak masuk akal.
Kedua bentuk di atas tidak sama maknanya karena bentuk bahwa anaknya sakit keras tidak menyatakan alasan, tetapi kenyataan.
- Dokter Pepen, waktu itu dokter Puskesmas, mengoperasi saya.
- Dia membelikan anaknya sebuah boneka, hadiah ulang tahunnya.
- Pemberantasan korupsi, agenda utama Pemerintah, harus terlaksana secara sungguh-sungguh.
Suplementasi
Suplementasi adalah unsur yang penulis atau pembicara tambahkan untuk memberikan keterangan tambahan terhadap pokok yang dia bicarakan. Secara struktural suplementasi berada di luar kalimat inti, tetapi secara semantis ia berkaitan dengan salah satu bagiannya.
Interpolasi dan Lampiran
Suplementasi bisa berada di tengah kalimat (interpolasi) atau di akhir kalimat (lampiran). Dalam bahasa tulis ia bisa diapit oleh tanda pisah, tanda koma, atau tanda kurung. Namun, mengapitnya dengan tanda pisah lebih baik untuk menunjukkan bahwa ia tidak memiliki hubungan struktural. Pada umumnya, suplementasi berbentuk klausa.
- Pramoedya Ananta Toer—saya suka sekali membaca karya-karya beliau—meninggal pada 2006 di Jakarta.
- Pandemi covid-19 ini—saya dengar para ahli sudah menemukan vaksin yang efektif untuk virus penyebabnya—sudah berlangsung selama dua tahun.
- Musisi itu menyindir perilaku pejabat melalui lagu-lagu yang dia ciptakan—dan saya setuju dengan sindirannya.
- Nufi adalah wanita yang penuh pengertian dan mau menerima segala kekuranganku—semoga saja dia bisa menjadi istriku.
Contoh 1 dan 2 disebut juga interpolasi, sedangkan contoh 3 dan 4 disebut juga lampiran.
- Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. 2017. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Edisi Keempat. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. (PDF)