Jenis kalimat dapat kita tinjau dari sudut (1) jumlah klausanya, (2) predikatnya, (3) kategori sintaktiknya, dan (4) kelengkapan unsurnya. Pada tulisan ini kita akan membicarakan jenis-jenis kalimat berdasarkan jumlah klausanya yang terbagi menjadi
- simpleks,
- majemuk,
- kompleks, dan
- majemuk kompleks.
Jenis Kalimat #1 — Kalimat Simpleks
Kalimat simpleks lazim disebut kalimat tunggal, yaitu kalimat yang terdiri atas satu klausa. Hal itu berarti bahwa unsur untuk tiap bagian jenis kalimat ini, seperti subjek dan predikat, hanyalah satu dan merupakan satu kesatuan. Kalimat simpleks bisa sama dengan kalimat dasar, bisa juga merupakan kalimat dasar yang diperluas.
Dalam kalimat simpleks terdapat semua unsur yang wajib hadir. Di samping itu, tidak mustahil ada pula unsur manasuka seperti keterangan tempat, keterangan waktu, atau keterangan alat. Dengan demikian, jenis kalimat simpleks tidak selalu berupa kalimat yang pendek, tetapi juga dapat panjang seperti contoh berikut.
- Dia (S) akan pergi (P).
- Kami (S) mahasiswa Universitas Terbuka (P).
- Mereka (S) akan membentuk (P) kelompok belajar (O).
- Guru matematika kami (S) akan dikirim (P) ke luar negeri (K).
- Pekerjaan dia (S) mengawasi (P) semua narapidana (Pel) di sini (K).
Jenis Kalimat #2 — Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk lazim disebut kalimat majemuk setara, yaitu kalimat yang terdiri atas dua klausa atau lebih dan mempunyai hubungan setara. Hubungan antarklausa itu dapat berupa konjungsi dan, atau, atau tetapi.
- Frida sedang membaca dan adiknya sedang bermain catur.
- Pendukung kedua tim dapat menyaksikan pertandingan itu secara langsung atau mereka dapat menyaksikannya melalui siaran televisi.
- Kamu mau ikut atau tinggal di rumah saja?
- Sudah seminggu Pak Wongso sakit, tetapi pihak keluarga belum membawanya ke rumah sakit.
Selain tiga konjungsi di atas, konjungsi serta, sedangkan, padahal, dan melainkan dapat juga kita gunakan, Makna konjungsi serta mirip dengan konjungsi dan. Sementara itu, makna sedangkan, padahal, dan melainkan mirip dengan konjungsi tetapi.
- Pemerintah dan DPR menyetujui kenaikan BBM serta (mereka) menyetujui kompensasinya.
- Ibu sedang memasak, sedangkan ayah membaca koran.
- Dia pura-pura tidak tahu, padahal (ia) tabu banyak.
- Buronan itu bukan berobat di Singapura, melainkan (ia) bersembunyi di Kolombia.
Pada contoh-contoh di atas unsur subjek pada klausa kedua diapi tanda kurung dapat dilesapkan. Pelesapan itu terjadi apabila subjek kedua klausa tersebut sama.
Jenis Kalimat #3 — Kalimat Kompleks
Kalimat kompleks lazim disebut kalimat majemuk bertingkat, yaitu kalimat yang terdiri atas dua klausa dan salah satu klausanya menjadi bagian dari klausa yang lain. Klausa yang menjadi bagian klausa lain itu biasanya berupa perluasan salah satu unsur kalimat.
Klausa yang menjadi bagian dari klausa yang lain itu adalah klausa subordinatif, sedangkan klausa yang lainnya adalahklausa utama. Karena selalu bergantung pada kehadiran klausa utama, klausa subordinatif itu tidak dapat berdiri sendiri sebagai kalimat yang mandiri atau sebagai kalimat yang lepas. Klausa subordinatif ini biasa kita sebut anak kalimat, sedangkan klausa utama biasa kita sebut induk kalimat.
- Pak Bayu datang ketika rapat telah selesai.
- Yoga berkata bahwa ibunya akan datang besok pagi.
Bagian yang ditulis dengan huruf miring adalah klausa subordinatif atau anak kalimat.
Jenis Kalimat #4 — Kalimat Majemuk Kompleks
Kalimat majemuk kompleks adalah kalimat majemuk yang salah satu konstituennya atau lebih berupa kalimat kompleks atau kalimat kompleks yang salah satu konstituennya berupa kalimat majemuk.
Contoh 1
- Partai yang propemerintah setuju dengan rencana kenaikan harga BBM, tetapi partai oposisi menentangnya karena tidak sesuai dengan aspirasi rakyat.
Contoh (1) memperlihatkan kalimat majemuk kompleks yang terdiri atas satu klausa utama, yaitu Partai yang propemerintah setuju dengan rencana kenaikan harga BBM, dan satu kalimat kompleks, yaitu (tetapi) partai oposisi menentangnya karena tidak sesuai dengan aspirasi rakyat. Hubungan klausa pada kalimat majemuk bisa kita tandai dengan adanya konjungsi tetapi yang menyatakan hubungan pertentangan, sedangkan hubungan klausa pada kalimat kompleks kita ketahui dengan konjungsi karena yang menyatakan hubungan penyebaban. Kalimat contoh (1) dapat kita gambarkan sebagai berikut.

Contoh 2
- Riedl menegaskan bahwa ia siap menerima tawaran PSSI dan mantan pemain nasional Austria itu berjanji akan membentuk timnas yang andal.
Contoh (2) merupakan kalimat majemuk kompleks yang terdiri atas dua kalimat kompleks, yaitu (1) Riedl menegaskan bahwa ia siap menerima tawaran PSSI dan (ii) Mantan pemain nasional Austria itu berjanji akan membentuk timnas yang andal. Konstituen bahwa ia siap menerima tawaran PSSI merupakan klausa subordinatif pada Riedl menegaskan bahwa ia siap menerima tawaran PSSI. Sementara itu, konstituen (ia) akan membentuk timnas yang andal merupakan klausa subordinatif pada Mantan pemain nasional Austria itu berjanji akan membentuk timnas yang andal. Struktur kalimat (2) dapat kita visualkan sebagai berikut.

Contoh 3
- Bahwa bahasa Indonesia menjadi bahasa negara sudah banyak diketahui orang, tetapi tidak semua orang Indonesia merasa bangga karena mereka menganggap bahasa Indonesia tidak bergengsi dan tidak berwibawa.
Contoh (3) terdiri atas empat klausa. Klausa pertama Bahwa bahasa Indonesia menjadi bahasa negara (Kl-3) sudah banyak diketahui orang (Kl-1) dihubungkan secara koordinatif dengan klausa kedua (tetapi) tidak semua orang merasa bangga (Kl-2) karena mereka menganggap bahasa Indonesia tidak bergengsi dan tidak berwibawa (Kl-4). Diagram pohon kalimat (3) tersebut tampak sebagai berikut.

Contoh 4
- Anaknya yang kuliah di ITB baru saja wisuda dan anaknya yang bekerja di Surabaya, karena prestasinya yang luar biasa, sudah naik pangkat.
Contoh (4) terdiri atas tiga klausa. Klausa Anaknya yang kuliah di ITS baru saja wisuda (Kl-1) terhubung secara koordinatif dengan klausa kedua (dan) anaknya yang bekerja di Surabaya sudah naik pangkat (Kl-2) yang terhubung secara subordinatif dengan klausa ketiga karena prestasinya yang luar biasa (Kl-3). Diagram pohon kalimat (4) tersebut tampak sebagai berikut.

- Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. 2017. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Edisi Keempat. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. (PDF)