Pelengkap kalimat atau komplemen adalah unsur kalimat yang melengkapi predikat. Sebagaimana objek kalimat, kehadiran pelengkap bergantung pada jenis verba predikatnya sehingga tidak selalu hadir.
Kedudukan pelengkap mirip dengan objek. Perbedaannya, keberadaan objek ditentukan oleh faktor ketransitifan verba, sedangkan keberadaan pelengkap ditentukan oleh faktor keharusan untuk melengkapi predikat. Dalam tata bahasa tradisional, pelengkap lazim disebut sebagai objek kedua atau objek taklangsung.
Pelengkap pada kalimat-kalimat contoh di bawah ini adalah pelengkap yang wajib hadir untuk melengkapi predikat.
- Suaminya menjadi polisi.
- Usul ini merupakan saran belaka.
- Ibu membelikan sepatu baru.
Pelengkap pada kalimat-kalimat di atas tidak bisa kita hilangkan karena kalau pelengkap tersebut dibuang, kalimat menjadi tak berterima.
- Suaminya menjadi.
- Usul ini merupakan.
- Ibu membelikan.
Kategori Kata Pelengkap Kalimat
Pelengkap kalimat bisa berupa nomina, frasa nominal, verba, frasa verbal, adjektiva, frasa adjektival, frasa preposisional, atau klausa.
- Nomina (N):
Yanto menghadiahi kemenakannya komputer. - Frasa nominal (FN):
Pak Camat menghadiahi lurah Banjarsari mobil perpustakaan keliling. - Verba (V):
Sunarti mengajari anaknya menyanyi. - Frasa verbal (FV):
Bu Imas mengajari siswanya menulis aksara Arab. - Adjektiva (Adj):
Saya menganggap pimpinan itu bijaksana. - Frasa adjektival (FAdj):
Saya menganggap pimpinan itu sangat menindas. - Frasa preposisional (FPre):
Dia membeli mobil untuk anaknya. - Klausa (Kl):
Dia bertanya kapan kami akan mengunjunginya.
Posisi Pelengkap Kalimat
Posisi pelengkap dapat terletak di sebelah kanan (setelah) objek atau terletak langsung di sebelah kanan predikat.
Jika predikat berupa verba transitif, pelengkap kalimat terletak di sebelah kanan objek.
- Orang itu mengajari (P) adik saya (O) cara bertani (Pel).
- Pak Syamsul mengirimi (P) anaknya (O) ensiklopedia (Pel).
- Hardiman menghadiahi (P) istrinya (O) novel karya Ahmad Tohari (Pel).
Jika predikat berupa verba intransitif atau verba pasif, pelengkap kalimat terletak langsung di sebelah kanan predikat.
- Masalah ini menjadi (P) tanggung jawab saya (Pel).
- Usulan itu merupakan (P) saran belaka (Pel).
- Kepalanya terbentur (P) tembok (Pel).
- Harun dimarahi (P) bapaknya (Pel).
Pelengkap Tidak Bisa Menjadi Subjek pada Kalimat Pasif
Berbeda dari objek, pelengkap tidak bisa menjadi subjek pada kalimat pasif.
- Orang itu mengajari (P) adik saya (O) cara bertani (Pel).
- Pak Syamsul mengirimi (P) anaknya (O) ensiklopedia (Pel).
- Hardiman menghadiahi (P) istrinya (O) novel karya Ahmad Tohari (Pel).
- Masalah ini menjadi (P) tanggung jawab saya (Pel).
- Usulan itu merupakan (P) saran belaka (Pel).
- Cara bertani diajari orang itu (kepada) adik saya.
- Ensiklopedia dikirimi Pak Syamsul (untuk) anaknya.
- Novel karya Ahmad Tohari dihadiahi Hardiman (untuk) istrinya.
- Tanggung jawab saya dijadikan masalah ini.
- Saran belaka dirupakan usulan itu.
Struktur kalimat (6–10) di atas memang termasuk kalimat yang gramatikal, tetapi kalimat-kalimat itu tidak termasuk kalimat yang apik karena maknanya tidak berterima, berbeda dengan bentuk aktifnya yang menggunakan pelengkap kalimat.
Perbedaan antara Objek dan Pelengkap
Orang kerap sulit membedakan antara objek dan pelengkap kalimat. Keduanya memang memiliki kemiripan, yaitu sering berwujud nomina dan sering berada di belakang predikat yang berupa verba. Namun, meskipun memiliki kemiripan, objek berbeda dari pelengkap. Perhatikan dua kalimat contoh berikut.
Objek (predikat verba transitif) | Pelengkap (predikat verba intransitif) |
---|---|
Dia menjual baju. | Dia berjualan baju. |
Adik memainkan gasing. | Adik bermain gasing. |
Kakak mempelajari matematika. | Kakak belajar matematika. |
Berikut ini daftar persamaan dan perbedaan antara objek dan pelengkap kalimat.
Objek | Pelengkap |
---|---|
Nomina, frasa nominal, atau klausa | Nomina, frasa nominal, verba, frasa verbal, adjektiva, frasa adjektival, frasa preposisional, klausa |
Berada langsung sesudah predikat. | Berada langsung sesudah predikat jika tak ada objek, tetapi berada sesudah objek jika ada objek. |
Bisa menjadi subjek jika kalimat dijadikan pasif. | Tidak bisa menjadi subjek jika kalimat dijadikan pasif. |
Bisa diganti dengan pronomina –nya. | Tidak bisa diganti dengan pronomina –nya, kecuali dalam kombinasi dengan preposisi selain di, ke, dari, dan akan. |
- Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. 2017. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Edisi Keempat. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. (PDF)
- Lanin, Ivan. 2010. Rangkuman Tata Bahasa Indonesia. Jakarta: TSN HPI 2010. (PDF)
- Sasangka, Sry Satriya Tjatur Wisnu. 2014. Seri Penyuluhan Bahasa Indonesia: Kalimat. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. (PDF)