Perawat Bahasa
  • Beranda
  • Tata Bahasa
    • Kata
    • Kalimat
    • Paragraf
  • Ejaan
    • Penggunaan Huruf
    • Penggunaan Tanda Baca
  • Kebahasaan
    • Gaya Bahasa
    • Seputar Bahasa
  • Kamus Istilah
  • Daftar Isi
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Tata Bahasa
    • Kata
    • Kalimat
    • Paragraf
  • Ejaan
    • Penggunaan Huruf
    • Penggunaan Tanda Baca
  • Kebahasaan
    • Gaya Bahasa
    • Seputar Bahasa
  • Kamus Istilah
  • Daftar Isi
No Result
View All Result
Perawat Bahasa
No Result
View All Result

Peluluhan Huruf Awal Kata Menurut Kaidah KPST

26 November 2021
dalam Kata
Peluluhan Huruf Awal Kata Menurut Kaidah KPST — Gambar©MW

Peluluhan Huruf Awal Kata Menurut Kaidah KPST — Gambar©MW

FacebookWhatsappTwitter

Peluluhan huruf adalah perubahan bunyi yang terjadi ketika sebuah morfem bertemu dengan morfem tertentu. Di dalam bahasa Indonesia huruf k, p, s, t (kucing putih suka tikus) di awal kata pada umumnya luluh ketika mendapatkan awalan meng– atau peng–.[1] Namun, ada pengecualian atas kaidah tersebut.

Kaidah KPST

  1. Huruf pertama kata dasar berawalan k, p, s, dan t luluh ketika mendapat awalan meng- atau peng- hanya jika huruf keduanya berupa vokal.
  • meng– + kutuk —> mengutuk
  • meng– + koordinasi + –kan —> mengoordinasikan[2]
  • meng– + pukul —> memukul
  • meng– + percaya + –i —> memercayai[3]
  • meng– + pengaruh + –i —> memengaruhi[3]
  • meng– + pesona —> memesona[3]
  • meng– + populer + –kan —> memopulerkan[2]
  • meng– + sikat —> menyikat
  • meng– + sosialisasi + –kan —> menyosialisasikan[2]
  • meng– + tulis —> menulis
  • peng– + kutuk —> pengutuk
  • peng– + pukul —> pemukul
  • peng– + sikat —> penyikat
  • peng– + tulis —> penulis

2. Huruf pertama kata dasar berawalan k, p, s, dan t tidak luluh ketika mendapat awalan meng– jika huruf keduanya berupa konsonan.

  • meng– + khitan —> mengkhitan
  • meng– + kritik —> mengkritik
  • meng– + klaim —> mengklaim
  • meng– + produksi —> memproduksi
  • meng– + plagiat —> memplagiat
  • meng– + skors —> menskors
  • meng– + sponsor + –i —> mensponsori
  • meng– + stabil + –kan —> menstabilkan
  • meng– + transfer —> mentransfer
  • meng– + traktir —> mentraktir

3. Huruf pertama kata dasar berawalan p selalu luluh ketika mendapat awalan peng– meskipun huruf keduanya berupa konsonan.

BacaJuga

Kata Sapaan dan Kata Acuan — Gambar©MW

Kata Sapaan dan Kata Acuan

15 Februari 2022
Partikel pun dan Kata Hubung Berakhiran pun — Gambar©MW

Partikel pun dan Kata Hubung Berakhiran -pun

15 Februari 2022
  • peng– + produksi —> pemroduksi
  • peng– + plagiat —> pemlagiat
  • peng– + protes —> pemrotes
  • peng– + program —> pemrogram

4. Huruf pertama awalan per– pada pengimbuhan bertingkat tidak luluh ketika mendapat awalan meng-.

  • meng– + per + tinggi —> mempertinggi
  • meng– + per + budak —> memperbudak
  • meng– + per + hati + –kan —> memperhatikan[4]
  • meng– + per + timbang + –kan —> mempertimbangkan

Beberapa Pengecualian dalam Peluluhan Huruf

  • meng– + punya + –i —> mempunyai

Jika mengikuti peluluhan huruf Kaidah KPST, meng– + punya + –i —> memunyai. Namun, bentuk mempunyai dianggap lebih berterima dan termasuk pengecualian.

Ada pendapat bahwa kata mempunyai berasal dari kata dasar empunya, bukan punya: meng+ empunya + –i —> mengempunyai. Lalu, karena sering digunakan, terjadilah kontraksi dari mengempunyai menjadi mempunyai. Namun, KBBI V memasukkan kata mempunyai sebagai turunan kata dasar punya, sementara kata empunya selalu mandiri, tidak pernah mendapatkan imbuhan. Karena itu, lebih tepat jika kita anggap bahwa kata mempunyai merupakan bentuk pengecualian kata dasar punya.

  • meng– + kaji —> mengaji[5]
  • meng– + kaji —> mengkaji

Jika mengikuti Kaidah KPST, meng– + kaji —> mengaji. Namun, bentuk mengaji dianggap sudah memiliki makna khusus (membaca/mempelajari Al-Qur’an/agama Islam). Karena itu, untuk makna umum mempelajari, menyelidiki, atau menelaah sesuatu digunakan bentuk mengkaji.

  • peng– + syair —> penyair
  • peng– + syair —> pensyair

Jika mengikuti Kaidah KPST, peng– + syair —> pensyair. Namun, bentuk takbaku penyair lebih populer meskipun tidak terdapat di dalam KBBI mutakhir. Sebagai ganti penyair, KBBI memuat bentuk pensyair (orang yang mensyair/mensyairkan) dan pesyair (pengarang syair; pengarang sajak; penyair).

  • ber– + ajar —> belajar
  • pe– + ajar —> pelajar
  • meng– + per– + ajar + –i —> mempelajari
  • peng– + ber– + ajar + –an —> pembelajaran

Jika mengikuti Kaidah KPST, ber– + ajar —> berajar. Namun, kata dasar ajar yang mendapatkan awalan ber– atau per– adalah pengecualian. Kata turunan untuk kata ajar ketika mendapatkan awalan ber– atau per– adalah belajar, pelajar, mempelajari, dan pembelajaran.


Catatan

[1] awalan meng– atau peng– — Dalam percakapan sehari-hari, kita terbiasa menggunakan istilah awalan me-dan awalan pe-. Namun, dalam persitilahan resmi tata bahasa Indonesia istilah yang tepat adalah awalan meng– dan peng-.

[2] mengoordinasikan — Menurut Ivan Lanin, dulu ada anggapan bahwa kata pungutan dari bahasa asing tidak perlu mengikuti aturan peluluhan huruf karena bentuknya belum mantap. Namun, lambat laun bentuk tersebut tentu menjadi mantap sehingga harus mengikuti kaidah. Jadi, menurutnya, lebih baik sejak awal diterapkan saja kaidah peluluhan tersebut. Misalnya, memopulerkan (bukan mempopulerkan), mengoordinasikan (bukan mengkoordinasikan), dan menyosialisasikan (bukan mensosialisasikan).

[3] memercayai — Sebagian orang tidak meluluhkan huruf p di awal kata yang terdiri atas tiga suku kata (atau lebih). Alasannya, bentuk mempesona, mempengaruhi, mempercayai, dan sejenisnya sudah demikian berterima dan digunakan tanpa masalah selama ini (seperti kata mempunyai dan penyair). Selain itu, bentuk tanpa peluluhan huruf untuk kata dasar berawalan huruf p yang terdiri atas tiga suku kata (atau lebih) ini bisa dimasukkan sebagai pengecualian atas Kaidah KPST.

[4] memperhatikan — Saya kerap menemukan penulis yang menggunakan kata memerhatikan, bukan memperhatikan. Mungkin hal itu karena penulisnya menganggap kata dasar pembentuk kata memerhatikan adalah perhati. Namun, sebagaimana tercantum dalam KBBI V, kata perhati merupakan kata turunan dari kata hati (per– + hati). Jadi, suku kata per– di depannya adalah awalan, bukan suku kata asli. Karena itu, sesuai dengan kaidah, bentuk yang tepat adalah meng– + per + hati + –kan —> memperhatikan, bukan memerhatikan.

[5] Dalam tulisannya, “Hukum KPST” (https://ivanlanin.wordpress.com/2010/04/05/hukum-kpst/), Ivan Lanin mengusulkan untuk menggunakan kata mengaji sebagai homonim (kata yang memiliki makna lebih dari satu) sehingga tidak perlu lagi menggunakan bentuk mengkaji untuk membedakannya. Dia juga mengusulkan untuk menggunakan kata mendaras untuk merujuk makna yang selama ini dirujuk kata mengaji (membaca/mempelajari Al-Qur’an).


  Daftar Isi PerawatBahasa.com

Tags: AwalanHukum KPSTImbuhanPeluluhan HurufPembentukan KataPerawat Bahasa
Artikel Sebelumnya

Aposisi dan Suplementasi

Artikel Berikutnya

Bentuk Terikat: Pascapanen, Antarkota, Yang Mahaesa

TERBARU

Kalimat Dasar Pola dan Perluasannya — Gambar©MW
Kalimat

Kalimat Dasar: Pola dan Perluasannya

by Perawat Bahasa
21 April 2022

Kalimat dasar adalah kalimat yang (1) terdiri atas satu klausa, (2) unsur-unsurnya lengkap, (3) susunan unsur-unsurnya menurut urutan yang paling ...

Baca selengkapnya
Jenis Kalimat Simpleks Majemuk Kompleks Majemuk Kompleks — Gambar©MW

Jenis Kalimat: Simpleks, Majemuk, Kompleks, Majemuk Kompleks

15 April 2022
Kalimat Ciri dan Unsurnya — gambar©englishcollege

Kalimat: Ciri dan Unsurnya

14 April 2022
Kalimat Efektif Ciri Ciri dan Contohnya — gambar©istockphoto

Kalimat Efektif: Ciri-Ciri dan Contohnya

13 April 2022
Tampilkan lebih banyak

KALIMAT

Kalimat Efektif Ciri Ciri dan Contohnya — gambar©istockphoto
Kalimat

Kalimat Efektif: Ciri-Ciri dan Contohnya

by Perawat Bahasa
13 April 2022

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat menyampaikan dengan tepat gagasan yang dimaksudkan oleh pembicara atau penulis kepada pendengar atau pembacanya. ...

Baca selengkapnya
Pelengkap Kalimat Kategori Posisi dan Cirinya — Gambar©MW

Pelengkap Kalimat: Kategori, Posisi, dan Cirinya

15 Februari 2022
Subjek Kalimat Ciri Kategori dan Kesalahan _Gambar©MW

Subjek Kalimat: Ciri, Kategori, dan Posisinya

14 Februari 2022
Tampilkan lebih banyak

KATA

Peluluhan Huruf Awal Kata Menurut Kaidah KPST — Gambar©MW
Kata

Peluluhan Huruf Awal Kata Menurut Kaidah KPST

by Perawat Bahasa
26 November 2021

Peluluhan huruf adalah perubahan bunyi yang terjadi ketika sebuah morfem bertemu dengan morfem tertentu. Di dalam bahasa Indonesia huruf k, p, s, t (kucing putih suka tikus) di ...

Baca selengkapnya
Tampilkan lebih banyak

EJAAN

Belum ada artikel
Tampilkan lebih banyak
Perawat Bahasa Logo H 300

Perawat Bahasa adalah pengembangan Grup Facebook Perawat Bahasa sebagai tempat mempelajari dan merawat bahasa Indonesia. Situs ini disiapkan untuk menghimpun berbagai materi kebahasaan dan penulisan.

Anda yang ingin mempelajari penulisan fiksi, puisi, atau artikel dipersilakan mengunjungi KertasDigital.com.

Ikuti kami

  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Kami
  • Daftar Pustaka

© 2022 Perawat Bahasa.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Tata Bahasa
    • Kata
    • Kalimat
    • Paragraf
  • Ejaan
    • Penggunaan Huruf
    • Penggunaan Tanda Baca
  • Kebahasaan
    • Gaya Bahasa
    • Seputar Bahasa
  • Kamus Istilah
  • Daftar Isi

© 2022 Perawat Bahasa.