Penulisan di (serangkai atau terpisah) menjadi masalah yang sampai sekarang masih menghinggapi sebagian penulis, terutama penulis pemula.
Terkadang memang mengherankan ketika ada penulis yang bisa merangkai cerita sedemikian rumit, bisa melakukan riset mendalam, melebar, mengangkasa, menukik, tetapi masih gagal membedakan penulisan di sebagai awalan atau kata depan. Namun, begitulah kenyataannya.
Ada beberapa cara untuk menentukan kapan di ditulis serangkai, kapan ditulis terpisah. Namun, sebelum itu kita bahas dulu tiga kondisi penulisan di yang akan kita bicarakan dalam tulisan ini, yaitu
A. serangkai,
B. terpisah, dan
C. serangkai atau terpisah.
Penulisan di yang Serangkai (sebagai Awalan)
Ketika diikuti kata kerja, di ditulis serangkai. Jadi, polanya adalah di+kata kerja (menyatu).
Misalnya:
- di + makan -> dimakan
- di + tulis -> ditulis
- di + buka -> dibuka
Nah. di yang ditulis serangkai ini adalah awalan dan kita bisa membandingkannya dengan mengubahnya menjadi awalan meng-. Bentuk kata berawalan di- ini (bentuk pasif) merupakan kebalikan pasangannya yang berawalan meng– (bentuk aktif). Artinya, di di sini mesti ditulis serangkai sebagaimana awalan meng– yang selalu ditulis serangkai.
Misalnya:
- di + makan -> dimakan <—> memakan
- di + tulis -> ditulis <—> menulis
- di + buka -> dibuka <—> membuka
- di + rumah + kan -> dirumahkan <—> merumahkan
- di + maju + kan -> dimajukan <—> memajukan
- di + percantik -> dipercantik <—> mempercantik
Jadi, ini bisa kita gunakan sebagai trik untuk mengetahui penulisannya terpisah atau serangkai. Kalau bisa kita ubah menjadi berawalan meng-, berarti ditulis serangkai; kalau tidak, ditulis terpisah.
Penulisan di yang Terpisah (sebagai Kata Depan)
Kata di ditulis dipisah jika diikuti kata benda. Jadi, polanya di + kata benda (renggang).
Kata benda sesudah kata di itu termasuk juga keterangan waktu, tempat, dan nama tempat.
Misalnya:
- di + saat -> di saat
- di + malam -> di malam
- di + atas -> di atas
- di + depan -> di depan
- di + rumah -> di rumah
- di + Indonesia -> di Indonesia
- di + Selat Sunda -> di Selat Sunda
- di + Candi Borobudur -> di Candi Borobudur
- di + meja -> di meja
- di + keramaian -> di keramaian
- di + wajahmu -> di wajahmu
- di + hatiku -> di hatiku
Jadi, kata di pada kalimat “Aku komen di status kamu” itu kata depan—ia berfungsi sebagai keterangan tempat; sedangkan kata di pada kalimat “Pesan WA-ku di-read aja kagak” itu awalan—ia berfungsi sebagai pembentuk kalimat pasif.
Catatan
Pada ragam resmi, penggunaan kata di digunakan sebagai penanda tempat, sedangkan untuk penanda waktu digunakan preposisi pada.
- pada saat itu
- pada malam kemarin
- pada tanggal 28 Desember
- pada hari pertama kita mengobrol lewat WA
Kata di yang Bisa Ditulis Serangkai atau Terpisah
Ada beberapa kata yang memiliki dua fungsi: adakala berfungsi sebagai kata kerja, adakala berfungsi sebagai kata benda. Aturan penulisannya sama saja dengan aturan penulisan di atas. Jadi, kita memang harus mengetahui jenis kata sesudah kata di tersebut untuk memastikan penulisan kata di yang tepat. Untuk mengetahui jenis kata yang kita gunakan, kita bisa merujuk kamus. Kata kerja biasanya bertanda huruf v kecil pada awal penjelasannya, sedangkan kata benda berawal huruf n.
Bandingkan dua penulisan kata di yang serangkai dan terpisah berikut.
- Jika gelas ini dibalik (kata kerja), kopinya akan tumpah.
Ada udang di balik (kata benda) bakwan. - Novel itu dikarang (kata kerja) oleh Taramere Nanaon.
Dia duduk di karang (kata benda). - Ucapannya segera disela (kata kerja) lawannya.
Lembah itu terletak di sela (kata benda) gunung. - Yesus disalib (kata kerja) di Bukit Golgota.
Lampu-lampu Natal itu dipasang di salib (kata benda).
Membedakan Penulisan di dengan Jembadai
Penulisan di yang serangkai atau terpisah dapat pula kita ketahui dengan menggunakan jembadai (jembatan keledai). Ada dua jembadai yang bisa kita gunakan: “dikerjakan di rumah” dan “kalau tidak bekerja, dipisah saja”.
Penjelasan untuk jembadai itu sebagaimana telah diuraikan di atas, yaitu:
- Jika diikuti kata kerja, tulis serangkai.
- Jika diikuti kata benda, tulis terpisah.
- Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. 2017. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Edisi Keempat. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. (PDF)